Buku Sekolah Digital

  • f="http://smpn5satui.blogspot.com/">MENU LOGIN SP.DATADIK BLOG TUTORIAL LOGIN BLOGGER SUMARNASATUI
  • Tampilkan postingan dengan label Logo SMPN 5 Satui. Tampilkan semua postingan
    Tampilkan postingan dengan label Logo SMPN 5 Satui. Tampilkan semua postingan

    Senin, 12 Agustus 2013

    Logo SMP Negeri 5 Satui

    Sekilas tentang SMP Negeri 5 Satui
    Dulu bernama SMP Negeri 5 Satu Atap Satui, awal mula dibangun oleh Kepala SDN 1 Bukit Baru yaitu Bp Sarwito,S.Pd sehingga namanya Satu atap walau pada kenyataan tidak satu atap karena sejak awal sudah dipisah dan memiliki lahan sendiri seluas 1 ha atau 10.000 m2. 

    Gedung
    Gedung yang dimiliki baru dua yaitu Gedung ruang kelas dan Gedung ruang perpustakaan.
    Ruang kelas ada tiga ruangan yang semuanya dipergunakan untuk belaj siswa kelas VII, VIII dan IX sedangkan Gedung Perpustakaan dipergunakan untuk:
    1. Ruang baca
    2. Kantor Guru dan TU
    3. Gudang alat IPA, Olah Raga, Alat kesenian Alat keterampilan.

    Siswa
    Siswa yang masuk ke SMP Negeri 5 Satui mayoritas berasal dari daerah Desa Bukit Baru yang jumlah penduduknya sedikit dengan sendirinya jumlah siswanya juga sedikit, walau SD pendukungnya ada 3 yaitu SDN 1 Bukit Baru, SDN 2 Bukit Baru dan SDN 3 Bukit Baru.

    Guru
    Guru SMPN 5 Satu termasuk banyak jika dibandingkan dengan SMP satu atap lainya, karena sudah memiliki 6 Guru PNS dan 1 orang Guru PTT.

    Kepedulian Perusahaan
    SMP Negeri 5 Satui diapit oleh tambang perusahaan besar yaitu PT Arutmin dan PT Wahana, logikanya sekolahnya harusnya mewah dan megah karena dekat dengan tambang batu bara yang hasilnya miliaran rupiah per hari, tetapi anehnya susah cari bantuan ke Perusahaan mungkin karena leataknya tidak kelihatan dari jalan raya.

    Dilema

    SMP Negeri 5 Satu Atap Satui ada di daerah ring 1 perusahaan besar tambang emas hitam (batu bara) yang melimpah, tetapi bantuan yang diterima tidak semelimpah emas hitam tersebut, karena ternyata setelah 12 tahun berdiri hanya memiliki 2 gedung kelas , 1 gedung perpustakaan dan 1 gedung Lab IPA yang semuanya bangunan pemerintah, sementara perusahaan yang ada disekitarnya baru bisa membantu listrik dari PT Wahana, transportasi bus dari PT Arutmin. Padahal masih banyak memerlukan bangunan seperti (ruang kelas, kantor, pagar, gapura, mushola). Untuk sarana komputer untuk belajar siswa juga belum memiliki apalagi ruang komputernya. Semoga ini menjadi renungan bagi semua pihak.