Buku Sekolah Digital

Selasa, 21 Februari 2017

Serah Terima Jabatan Kepala SMP Negeri 5 Satui

Serah Terima Jabatan Kepala SMP Negeri 5 Satui dari Bapak Sumarna, S. Pd (periode 2013-2016) kepada Ibu Bernah S. Pd dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Februari 2017 bertempat di ruang Laboratorium IPA SMP Negeri 5 Satui.



Dalam acara tersebut, dihadiri beberapa undangan seperti Ketua Komite SMP Negeri 5 Satui (Sabarawi) beserta jajaran pengurusnya, Kepala SDN 1 Bukit Baru (Mukti Ali, S.Pd) dan undangan lainnya.
Acara yang berlangsung kurang lebih 30 menit itu, Bp. Sumarna selaku pejabat lama Kepala SMP Negeri 5 Satui mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua warga SMP Negeri 5 Satui atas kerja samanya selama beliau menjabat dan memberi ucapan selamat datang kepada Ibu Bernah sebagai pengganti beliau. Kemudian di akhir acara adalah amanat dan pesan perpisahan beliau kepada semua siswa kelas 7, 8 dan 9, dan beliau berpesan "tetaplah semangat dalam belajar meskipun kepala sekolahnya berganti. ini bapak yang pergi tapi ibu yang datang. biasanya ibu akan lebih perhatian terhadap anak didiknya. jangan khawatir." ucap beliau.
Acara pun berakhir dengan acara jabat tangan Bp Sumarna dengan semua anak-anak siswa. 

Di sini penulis pun sedikit terbawa suasana saat menyaksikan acara terakhir itu karena hampir semua anak-anak kelas 9 menangis berpisah dengan beliau. Mungkin pikir penulis antara anak kelas 9 dengan beliau sudah ada kedekatan hubungan emosional karena seringnya bertatap muka dengan beliau saat pelajaran Matematika. Alam pun juga mendukung prosesi tersebut karena tak lama kemudian beliau bergegas pergi dan hujan lebat pun turun menandai acara perpisahan tersebut.😰

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilema

SMP Negeri 5 Satu Atap Satui ada di daerah ring 1 perusahaan besar tambang emas hitam (batu bara) yang melimpah, tetapi bantuan yang diterima tidak semelimpah emas hitam tersebut, karena ternyata setelah 12 tahun berdiri hanya memiliki 2 gedung kelas , 1 gedung perpustakaan dan 1 gedung Lab IPA yang semuanya bangunan pemerintah, sementara perusahaan yang ada disekitarnya baru bisa membantu listrik dari PT Wahana, transportasi bus dari PT Arutmin. Padahal masih banyak memerlukan bangunan seperti (ruang kelas, kantor, pagar, gapura, mushola). Untuk sarana komputer untuk belajar siswa juga belum memiliki apalagi ruang komputernya. Semoga ini menjadi renungan bagi semua pihak.